TANGSEL(Persepsi) – Gema takbir Idul Adha 1440 H berkumandang di Halaman Kantor Balaikota Tangerang Selatan (Tangsel) Jalan Raya Maruga, Ciputat, Kota Tangsel, Minggu (11/8).
Masyarakat disekitar berbondong-bondong untuk menunaikan solat idul adha bersama dengan Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany dan juga seluruh pejabat Pemerintah Kota Tangsel.
Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany dengan menggunakan baju muslim warna cream motif bunga polkadot kerudung orange didampingi Putranya Tubagus Ghifari Al Chusaeri Wardana dan Putrinya Ratu Ghefira Marhamah Wardana tiba di Balaikota Pukul 06.30 Wib.
“Jika pada hari ini kita masih diberikan kesempatan untuk dapat merayakan hari raya Idul Adha. Tentunya,Allah SWT mempertemukan kita kembali dengan Idul Adha bukan tanpa alasan. jika kita renungkan, Hari Raya Idul Adha memiliki kandungan spirit dan hikmah yang sangat dalam, yang akan memberikan kemaslahatan jika kita aplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat, tidak terkecuali dalam konteks kehidupan masyarakat di Kota Tangsel,”ungkap Airin.
Airin pun mengajak kepada semuanya untuk sama-sama mendalami dan menghayati makna dari sebuah rekaman peristiwa yang berisi tentang kerelaan seorang insan untuk mengorbankan sesuatu yang sangat disayanginya.
“Ini kiranya penting kita lakukan agar tidak terjebak dalam kondisi dimana kita melihat idul adha hanya sebagai sebuah momen yang harus dirayakan. kita akan termasuk orang yang akan merugi jika kita melewarkan momen idul adha hanya sebagai ritual yang harus kita peringati,”jelasnya.
Airin mengungkapkan ada tiga makna yang dapat digali dari Idul Adha.
“Idul Adha mengajarkan kita tentang semangat untuk berkorban, semangat rela berkorban adalah sebuah semangat yang dilandasi adanya niat tulus kita untuk berusaha tidak melihat sesuatu dari sisi apa manfaatnya bagi kita pribadi,”katanya.
Semangat rela berkorban mengarahkan untuk senantiasa mendahulukan kepentingan yang lebih besar daripada kepentingan diri sendiri. “Semangat ini menjadi diperlukan dan semakin relevan dalam situasi dan kondisi pergaulan masyarakat yang cenderung lebih mengutamakan kepentingan pribadi,”tegasnya.
Bahkan Idul Adha mengajarkan spirit kepedulian sosial. Nilai ini memberikan pelajaran untuk senantiasa memiliki kepekaan terhadap lingkungan sekitar, dan bersedia berbagi untuk mengurangi penderitaan orang lain.
“Semangat ini tentunya menjadi menemukan momentumnya di tengah realita sosial yang menunjukan kepada kita tentang adanya perbedaan dan kesenjangan didalam kehidupan bermasyarakat,”katanya.
Lalu, Idul Adha mengandung hikmah yang pada intinya menuntun untuk senantiasa dilandasi sikap sabar dan tawakkal.Prinsip kepatuhan dan ketaatan ini sangat penting untuk diterapkan didalam masyarakat yang saat ini cenderung mengarah kepada sifat permisif dan abai terhadap nilai, norma ketentuan dan peraturan. (hms/Anto)
Leave a Reply