Dr. Adi Dharma: 70% Kasus Covid-19 Di Wonogiri Dari Pelaku Perjalanan

WONOGIRI (Persepsi.co.id)Tujuh puluh persen kasus Covid-19 yang positif di Wonogiri dari pelaku perjalanan, ada kontak dari luar,” demikian disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri dr. Adi Dharma ketika ditemui di kantornya, Selasa (14/7) siang.

Dalam kasus seperti ini, tambahnya, siapapun pelaku perjalanan bisa menjadi carrier virus Corona, terutama mereka yang berasal dari wilayah zona merah.

Pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa kota besar berdampak terhadap tingginya mobilitas masyarakat, termasuk penggunaan transportasi umum.

Dari data yang berhasil di himpun Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Wonogiri, pada tanggal 12 juli 2020, tercatat ada 59 armada bus berasal dari Jabodetabek mengangkut penumpang memasuki Kabupaten Wonogiri.

Hal ini menjadi perhatian serius Pemkab Wonogiri, mengingat tingginya arus keluar masuk transportasi umum antara daerah diikuti dengan meningkatnya kasus terkonfirmasi positif Covid-19.

Hingga hari ini, 14 Juli 2020, tercatat di laman Resmi Pemkab Wonogiri, ada 32 kasus terkonfirmasi positif, dimana 9 pasien sedang dirawat di rumah sakit, 5 menjalani karantina khusus, 14 telah dinyatakan sembuh, dan 4 meninggal dunia.

Sedangkan PDP (Pasien dalam Pengawasan) yang saat ini menjalani perawatan di rumah sakit ada 3 orang, dan 1 orang yang menjalani karantina khusus. Selain itu, sebanyak 31 orang berstatus ODP (Orang Dalam Pemantauan).

Namun demikian, penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Wonogiri, setelah dilakukan tracing terjadi akibat transmisi lokal. Transmisi lokal beresiko besar terjadi di tempat yang memiliki populasi padat dan interaksi tinggi, seperti tempat ibadah, sekolah, dan pasar.

Selain merujuk pada tempat, dr. Adi Dharma juga menyebutkan bahwa aktifitas adat dan budaya juga beresiko menjadi media penularan virus.

“Pemerintah kan sudah memberlakukan larangan bersalaman dan kontak fisik, namanya juga social distancing dan physical distancing, berarti kan bukan hanya fisiknya yang jaga jarak, tapi bersalaman pun jangan, harus berubah budaya ini untuk sementara waktu, sampai pandemi ini berakhir,” katanya.

dr. Adi Dharma menghimbau masyarakat untuk selalu berperilaku hidup sehat dan membiasakan diri dengan protokol kesehatan, utamanya bagi para pelaku perjalanan.(rls)

Sharing is Caring

Baca Juga

– Advertorial –

Berita Terpopuler