persepsi.co.id | Dompet Dhuafa melalui program pendidikan Sekolah Literasi Indonesia menggelar workshop dengan tema arah gerakan literasi dan program peningkatan pendidikan daerah. Dilaksanakan Kamis (16/7/2020) bertempatkan di Command Room Diskominfo Kulon Progo.
Acara ini selain dilaksanakan secara langsung juga dilaksanakan secara virtual melalui aplikasi zoom yang dihadiri oleh Bupati Kulon Progo, Wakil Wali Kota Semarang, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan, Sekertaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Halmahera Selatan, Bupati Bima, General Manager Divisi Dakwah dan Pendidikan Dompet Dhuafa, Direktur Dompet Dhuafa, Kepala Diskominfo Kulon Progo, Kemendikbud RI, Asisten Daerah 1 Kulon Progo, Kemenag Kulon Progo, Konsultan Dompet Dhuafa, 56 Kepala Sekolah bimbingan Dompet Dhuafa Sekolah Literasi Indonesia, beserta tamu undangan lainnya.
Direktur Dompet Dhuafa Pendidikan M. Syafi’ie El-Bantanie sangat mengapresiasi kepada teman-teman Sekolah Literasi Indonesia, relawan, dan semua pihak yang telah bersama-sama bekerja sama berjuang bersama dengan Dompet Dhuafa dalam memajukan kemampuan literasi di Sekolah ataupun Madrasah.
“Berharap semoga ikhtiar ini akan terus membesar dan menjadi Gerakan Nasional sehingga nantinya akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia kita semua. Semoga ini menjadi suatu langkah yang dapat dijadikan sebagai spirit untuk tetap bekerja bersama demi kemajuan literasi anak bangsa Indonesia,” ujarnya
Sementara itu, Drs. H. Sutedjo selaku Bupati Kulon Progo memberikan apresiasi kepada Sekolah Literasi Indonesia karena telah memberikan kesempatan kepada Kabupaten Kulon Progo dalam program literasi pendidikan.
“Kulon Porgo memiliki Pilar utama yaitu Pembangunan Karakter atau yang dikenal dengan Pendekarku. Pendekarku dimulai sejak tahun 2015 dengan tujuan untuk mewujudkan generasi Religius, Pancasilais, dan berbudaya. Pendekarku sebagai inovasi Kabupaten Kulon Progo dalam urusan pendidikan untuk mewujudkan sumber daya manusia yang sehat, berprestasi, mandiri, berkarakter, dan berbudaya,” jelasnya.
Selain itu, kabupaten Kulon Progo menanamkan nilai-nilia dan budaya Jawa, seperti tata krama jawa, dan lain-lain. Program peningkatan kualitas sekolah yang dilakukan oleh Pemerintahan Kabupaten Kulon Progo bekerja sama dengan lembaga lain yaitu dengan Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM), dan Sekolah Literasi Indonesia (SLI).
“Kami ucapan terima kasih kepada Dompet Dhuafa yang telah mendampingi Kabupaten Kulon Progo selama tujuh bulan ini, berharap agar tetap ada program lanjutan dari Dompet Dhuafa meskipun dalam keadaan new normal,” kata Sutedjo.
Ditjen Paud Dikdasmen-Kemendikbud RI Hamid Muhammad, M.Sc., Ph.D. menyampaikan bahwa Sekolah Literasi Indonesia 2020 mendampingi sebanyak 56 sekolah di 5 wilayah dampingan.
Menurutnya Program literasi ini merupakan komitmen pemerintah yang sudah lama direncanakan, namun fokusnya berbeda-beda. Seiring berkembangnya waktu makna literasi menjadi meluas, dalam gerakan literasi Indonesia tidak hanya basic literasi saja tetapi masuk pada literasi digital, finansial, media, budaya, dan seterusnya.
Gerakan Literasi Nasional bukan hanya bagi sekolah, bukan hanya bagi orang dewasa, tetapi menyangkut semua jalur yang harus dipersiapkan terkait literasi. Budaya literasi harus ditumbuhkan di keluarga, bukan hanya di sekolah saja. Masyarakat luas harus bijak dalam menerima informasi yang setiap saat datang tanpa diminta. “Bahwa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI dalam waktu dekat akan mengeluarkan kurikulum pandemi,” ujarnya. MC Kulon Progo/mei/desta.