PONOROGO (Persepsi.co.id)- Belajar secara online dalam kegiatan Belajar Dari Rumah (BDR) secara daring (dalam jejaring/online) juga bisa dilakukan pada sore hari usai jam kerja. Ini menjadi pilihan agar pelaksanaan belajar mengajar dapat terlaksana dengan optimal.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ponorogo Endang Retno Wulandari (Senin, 20/7/2020) kepada ponorogo.go.id.
Pemilihan jam sore untuk proses BDR daring ini bisa dilakukan agar orang tua murid bisa mendampingi putra-putrinya saat mengikuti kegiatan yang melibatan teknologi terkini tersebut.
“Untuk BDR daring bagi siswa di kelas rendah seperti siswa SD sangat dimungkinkan dilakukan di atas pukul 15.00 (pukul 3 sore) atau lebih.
Mengapa begitu? Ini agar orang tua bisa mendampingi anak-anak saat BDR menggunakan telepon genggam, laptop, tablet atau komputer. Mereka bisa menemani, membimbing, mengarahkan sekaligus belajar bersama dengan putra-putrinya,” urai Retno.
Dijelaskannya, untuk anak-anak usia SD sebagian besar memang belum bisa bertanggung jawab sepenuhnya saat dipinjami perangkat komunikasi untuk BDR daring.
Ponsel yang dimaksudkan untuk bertatap muka secara online bisa jadi malah dipergunakan untuk mengakses berbagai situs yang tidak mendidik, menonton film-film yang tidak pantas atau dipakai untuk memainkan game tanpa terkendali.
“Maka pendampingan orang tua atau wali murid, menjadi penting sekali. Jadi, untuk sekolah yang sebagian besar wali muridnya adalah pegawai kantor, BDR daring usai jam kantor bisa jadi pilihan. Jangan sampai materi tidak tersampaikan dan hak belajar bagi anak tidak terpenuhi,” kata Retno.
Bagi para guru yang ingin melaksanakan BDR daring usai jam kerja, lanjut Retno, bisa melakukan pekerjaan rumah tangganya di jam-jam sekolah. Kewajiban rumah tangga yang biasanya dikerjakan pada sore hari hingga malam bisa digeser pada pagi hingga sore hari.
“Kan ya sama saja kan. Kalau biasanya pagi mengajar sorenya untuk kegiatan pribadi, maka nantinya bisa pagi untuk kegiatna pribadi, sore untuk mengajar,” imbuh Retno.
Ditekankannya, pada masa pandemi yang semua keadaannya tidak normal seperti sekarang, pengorbanan dan semangat agar anak-anak tetap bisa belajar dan besekolah dengan baik adalah hal yang harus disadari semua pihak.
Menurutnya, jangan sampai kondisi belajar tanpa tatap muka langsung yang sedang diterapkan membuat anak-anak kehilangan kesempatan untuk menjadi lebih pintar dan lebih maju dari sebelumnya. (kominfo/dist/Devi)