Webinar PPSDM KEBTKE, Usung Tema Peranan Sistem Tata Udara Dalam Pencegahan Penularan Covid-19.

JAKARTA (Persepsi.co.id) – Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (PPSDM KEBTKE) mengadakan webinar dengan mengusung Tema “Peranan Sistem Tata Udara Dalam Pencegahan Penularan Covid-19” melalui Aplikasi Zoom dan Live streaming You Tube, dan Face Book PPSDM KEBTKE. Rabu, 22/07/2020.

Sejumlah pembicara hadir dalam acara tersebut, di antaranya Prof. Dr. Ir. IGN Wiratmaja Puja Kepala Badan Pengembangan SDM Energi dan Sumber Daya Mineral (BPSDM ESDM) Kementerian ESDM, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB dari Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Ir. John Budi Harjanto Listijono, IPU; Fellow Life ASHARE Green Building Council Indonesia.

Webinar diikuti sekitar 1001 orang melalui Zoom, 23 orang melalui Face Book PPSDM KEBTKE, 174 orang melalui Youtube PPSDM KEBTKE, peserta dari berbagai kalangan, mulai dari Aparatur Sipil Negara, Perguruan tinggi, bahkan perguruan tinggi dari Polandia, Bruney, Badan Usaha/Industri, masyarakat umum.

Ign Wiratmaja Kepala Badan Pengembangan SDM Energi dan Sumber Daya Mineral (BPSDM ESDM), menyampaikan bahwa sesuai yang dideklarasikan oleh WHO bahwa Covid-19 ini bisa menular melalui udara, maka topik webinar kita hari ini sangat penting terutama bagi kita yang bekerja di gedung-gedung di kota besar dimana banyak orang yang bekerja menggunakan sistem tata udara yang terintegrasi.

“Dari sisi lain Kementerian ESDM selalu mendorong untuk konservasi energi di setiap gedung yang ada di Indonesia, kenapa kita mendorong energi terbarukan, kalau kita lihat negara-negara di dunia yang penduduknya paling bahagia. Seberapa persen mereka menggunakan energi terbarukan, dilihat dari negara yang menggunakan bauran energi nasional rata-rata 50%, sedangkan Indonesia sendiri dilihat dari data tahun 2019 baru menggunakan 9,15%, untuk itu kita dorong terus dengan berbagai upaya sehingga menerbitkan berbagai regulasi supaya energi terbarukan semakin dimanfaatkan”, terangnya.

“Dari sekitar 180 negara Indonesia mendapatkan ranking kebahagiaan nomor 84 dari negara-negara lainnya, harapan beliau semoga Indonesia ke depan menjadi negara yang menggunakan energi terbarukan yang lebih alami dan harmonis dengan alam, dan tentu penduduknya semakin sehat dan menjadi negara yang penduduknya terbahagia di dunia”, imbuhnya.

Selain itu, narasumber dari Green Building Council Indonesia John Budi Harjanto Listjoni menyampaikan “Peranan sistem tata udara dalam pencegahan penularan Covid-19” di era pandemi seperti sekarang, memakai masker dan menjaga jarak ketika bertemu orang lain menjadi faktor krusial dalam mencegah penularan virus Corona, oleh karena itu memakai masker di luar rumah menjadi penting karena akan melindungi virus yang menumpang di cairan tubuh dan partikel itu tertahan sebelum masuk saluran pernapasan. Masker sangat berperan dalam mencegah penularan virus yang menyebar melalui droplet (cairan mulut) dan aerosol (partikel melayang di udara).
Untuk menjaga dan terhindar dari virus corona jaga pola hidup sehat dengan asupan makanan yang sehat, minum vitamin dan mineral (vitc, d, e dan mineral zn), istirahat, tidur dan olah raga serta jemur matahari, plus didalam lingkungan udara yang sehat.
Agar memutus mata rantai penularan, dan pencegahannya sebelum masuk ke bangunan wajib mematuhi protokol kesehatan, mengukur temperature badan, memakai masker, sering-sering mencuci tangan dengan sabun/disinfektan, serta jumlah orang yang ada di dalam ruangan di batasi.

“COVID-19 potensial menyebar secara airborne pada ruang tertutup ber-AC, yaitu antara lain ruangan di dalam rumah tinggal, kendaraan, dan ruangan di bangunan komersial. Jenis-jenis ruangan tersebut memungkinkan terjadinya penularan melalui media udara serta aerosol dan bukan hanya droplet atau percikan, terutama karena adanya udara yang berputar karena dorongan dari blower AC, oleh sebab itu tatanan udara di dalam bangunan dibuat sirkulasi udara yang bagus” kata John Budi..

Sementara, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Ari Fahrial Syam menyampaikan “Penularan virus SARS-Cov-2 melalui airborne” Wabah virus corona yang menginfeksi organ tubuh terutama paru-paru, di mana udara dialirkan ke sel-sel tubuh, lalu mereka suka kembali ke tempat asalnya, sehingga ia bisa juga menginfeksi organ-organ lain. Virus ini, juga bisa berakhir di aliran darah yang dapat menyebabkan masalah besar, karena dapat menyerang organ-organ vital, seperti jantung, ginjal, hati, dan mengakibatkan kerusakan organ tubuh.
Gejala tersering adalah demam (80%) dan batuk (67%) mudah tertular dan menularkan, suhu tubuh menjadi salah satu gejala seseorang diduga tertular Covid-19, selain itu ada batuk flu dan sesak napas yang juga menjadi gejala penyakit tersebut. Seseorang patut diduga tertular Covid-19 jika suhu tubuhnya mencapai 38 derajat celcius ke atas.

“Merupakan The Great Imitator, dimana banyak gejala tidak khas seperti nyeri perut, diare, banyak pasien Covid-19 yang mengalami diare sebagai gejala awalnya dan tidak menunjukkan gejala gangguan pernapasan” katanya.

Lanjut, Ari Fahrial Syam, bagi kelompok individu yang rentan terserang penyakit, seperti lansia dan pengidap penyakit penyerta, seperti penyakit jantung atau diabetes, infeksi Covid-19 bisa berkembang menjadi kondisi yang sangat parah, dapat berujung menjadi komplikasi gagal organ seperti gagal jantung, gagal ginjal, dan kerusakan liver.
Kasus pertama terjadi di Wuhan pada Desember 2019 dan kasus pertama di Indonesia terjadi pada tanggal 2 Maret 2020. Beberapa menyerang mata dan kulit, belum ada pengobatan terbaik, saat ini sedang dilakukan pengembangan berbagai metode terapi.

“Penularan virus Corona juga dapat terjadi jika orang menghirup droplet yang keluar dari batuk atau napas (bersin) orang yang terjangkit virus Corona, kontak dengan benda yang sering tersentuh, banyaknya faktor penyebab masifnya penularan dari manusia ke manusia yang sering dengan tidak sengaja dilakukan. Karena itu, penting bagi kita untuk menjaga jarak lebih dari 1 meter dari orang yang sakit, jelasnya.

“Ia mengatakan lonjakan kasus virus corona di Indonesia dalam pekan terakhir menjadi perhatian para ahli kesehatan, diprediksi bahwa Indonesia akan memiliki 100.000 kasus corona pada akhir bulan Juli 2020″,
Ari Fahrial Syam menambahkan.

Webinar kali ini pada sesi diskusi peserta sangat antusias untuk mengajukan pertanyaan, terdapat penanya terbaik mendapatkan voucer pelatihan dari PPSDM KEBTKE sebanyak 3 orang.
PPSDM KEBTKE akan hadir kembali melalui Webinar selanjutnya dilaksanakan pada tanggal 29 Juli 2020 “Overview of Geothermal Energy”. (SA)