Ini Istimewanya Rapat Paripurna Istimewa DPRD Ponorogo

PONOROGO (persepsi.co.id)RAPAT Paripurna Istimewa DPRD Kabupaten Ponorogo yang digelar pada Hari Jadi Ke-524 Ponorogo benar-benar istimewa. Kegiatan para wakil rakyat ini menjadi ajang mengingat kilas sejarah Ponorogo sejak bernama Kerajaan Wengker hingga memiliki bupati yang memiliki selera musik rock saat ini.

Dari sisi tetamu, rapat yang digelar pada Selasa (11/8/2020) atau tepat di hari jadi bumi reyog, kegiatan ini menghadirkan para mantan bupati Ponorogo dan pasangannya atau wakil dari mereka, para mantan ketua DPRD Ponorogo, pegiat seni budaya reyog di Ponorogo maupun luar Ponorogo, para aktifis warga penyandang disabilitas, para pejuang kemerdekaan, hingga tenaga pendidik dan pejuang transportasi. Kepada mereka, Pemkab Ponorogo memberikan penghargaan dan apresiasinya.

Potong tumpeng oleh Ketua DPRD Ponorogo Sunarto yang kemudian diserahkan kepada mantan Ketua DPRD Ponorogo Supriyanto.
Dalam sambutannya, Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni menyatakan, kegiatan Peringatan Hari Jadi Ke-524 Ponorogo memang digelar secara sangat sederhana. Berbagai kegiatan yang mengundang kerumunan yang tak terkendali ditiadakan. Mulai dari kegiatan pawai dan berbagai pameran ditiadakan. Kegiatan hari jadi seperti Grebeg Suro dengan festival reyognya juga ditiadakan pada tahun ini. Hal ini semata agar tidak menimbulkan kerumunan tidak terkendali yang bisa menjadi sumber penyebaran covid-19.

“Untuk kegiatan yang seperti itu kita tiadakan pada tahun ini. Sebab kerumunan tanpa bisa dikendalikan memiliki potensi yang besar dalam penularan covid-19. Kita semua sudah mengerti bahwa penularan covid-19 ini adalah melalui croplet atau muncratan ludah kita saat batuk, bersin, bicara dan sebagainya. Karena itulah pula, hari jadi kali ini kita gelar secara sangat sederhana,” ungkap Bupati Ipong.

Potong tumpeng oleh Ketua DPRD Ponorogo Sunarto yang kemudian diserahkan kepada mantan Ketua DPRD Ponorogo Supriyanto.
Bupati Ipong secara fasih menerangkan asal muasal dan sejarah Ponorogo sejak Raden Joko Piturun atau Raden Batoro Katong, hubungan Ponorogo dengan Kasunanan Surakarta, Ponorogo dari masa-ke masa hingga perpolitikan sejak zaman kerajaan tersebut. Sehingga menurutnya, warga Ponorogo tidak perlu terlalu terkejut dan terheran-heran dengan kondisi politik yang terjadi saat ini atau di masa mendatang.

Masyarakat Ponorogo juga dikenal sebagai orang-orang yang tangguh. Orang-orangnya tidak pernah mau diam untuk membantu orang-orang yang tertindas. Hal ini terlihat saat Ponorogo menolong Pakubuwono II saat huru-hara ‘Geger Cino’. Belanda menggunakan politik adu domba sehingga PB II lari ke Ponorogo dan ditolong Bupati Ponorogo Surobroto. Sampai akhirnya membantu mendirikan Kasunanan Surakarta.

“Nah, sekarang pun, saat kita berada di tengah pandemi, saya yakin kita juga tangguh. Sikap gotong-royong, semangat mau memperjuangan kepentingan rakyat banyak, saling menjaga sangat diperlukan. Karena kunci dalam menghadapi pandemi adalah hal-hal tersebut, yaitu disiplin dan kepatuhan terhadap protokol kesehatan,” ungkap Bupati Ipong.

Ketangguhan secara ekonomi dalam menghadapi pandemi juga dipastikan dimiliki oleh Ponorogo. Menurutnya, dengan pertanian sebagai penopang terbesar jalannya ekonomi, maka efek ekonomi dari pandemi covid-19 tidak akan terlalu dirasakan. Sebab, sektor pertanian mampu bertahan dan tidak terlalu pengaruh oleh berbagai kondisi akibat pandemi.

Bupati Ipong mengajak seluruh tamu undangan untuk bersemangat dalam menghadapi pandemi yang saat ini masih berlangsun sehingga yakin bisa mengatasi kondisi yang ada.
“Karena hal-hal itulah, tema hari jadi kali ini adalah Membangkitkan Optimisme di Tengah Pandemi,” kata Bupati Ipong.

Selain menyerahkan penghargaan kepada para warga yang berjasa, hal istimewa yang tampak adalah penyerahan potongan tumpeng nasi kuning dari Bupati Ipong kepada perwakilan tokoh masyarakat. Juga penyerahan potongan tumpeng nasi kuning berikutnya dri Ketua DPRD Sunarto kepada mantan Ketua DPRD Ponorogo Supriyanto.

Hal yang paling istimewa adalah pemutaran sebuah lagu yang diciptakan dan dinyanyikan sendiri oleh Bupati Ipong. Bupati Ipong mengaku lagu berjudul Jati Diri tersebut belum benar-benar sempurna. Masih membutuhkan sentuhan aransemen gamelan Jawa Ponoragan di dalamnya. Sehingga, lagu bergenre rock ini akan memiliki nuansa dan semangat ke-Ponorogo-an yang sangat kental. (Devi)