KOTA -BANDUNG ( Persepsi.co.id )-Investasi atau penanaman modal seakan menjadi titik terang dalam percepatan pemulihan ekonomi Jawa Barat yang terpuruk akibat pandemi Covid-19. Oleh karena itu, Jawa Barat berkomitmen meningkatkan investasi dan mempertahankan predikat sebagai provisi terdepan dalam hal investasi.
Salah satunya Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Jawa Barat menggelar West Java Investment Summit (WJIS) 2020 secara daring dari Hotel Savoy Homann, Kota Bandung mulai 16-17 November 2020.
Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, kompetensi tenaga kerja juga jadi aspek penting untuk mendukung iklim investasi di Jawa Barat, dimana daya saing tenaga kerja perlu mendapat perhatian khusus.
“Hakikatnya buruh adalah mitra perusahaan. Sebesar apapun investasi oleh investor kalau tidak ada buruh tidak akan ada yang bekerja, otomatis output produk tidak akan ada,” kata Wagub, saat membuka rakor dengan Lembaga Kerja Sama (LKS) Tripartit Provinsi Jabar, di Kab. Bandung Barat, Selasa (17/11/2020).
Menurut Wagub, dalam menghadapi era globalisasi, persaingan dengan tenaga kerja asing pun semakin terbuka, dimana produktivitas tenaga kerja menjadi faktor penting apakah investor mau menanamkan modalnya di suatu wilayah atau tidak.
“Kompetensi tenaga kerja sejalan dengan pemanfaatan teknologi industri. Seorang tenaga kerja harus dapat menguasai alat produksi dengan teknologi mutakhir. Mari kita utamakan buruh, peduli terhadap buruh selain dari segi kesejahteraan juga dari segi kompetensinya,” ucapnya.
Wagub menyatakan, dengan kompetensi yang dimiliki, dipastikan akan hadir keseimbangan antara apa yang diharapkan pihak industri, atau para investor maupun apa yang diharapkan para pekerja.
“Sinergi tripartit (industri, serikat pekerja, pemerintah) diperlukan dalam menyiapkan tenaga kerja yang berkompeten dan mampu berkompetisi dalam persaingan global,” harapnya.
Wagub menambahkan, tenaga kerja harus menguasasi teknologi informasi dan digital untuk menambah daya saing karenanya pendidikan dan pelatihan tenaga kerja menjadi hal penting yang harus diutamakan. Tenaga kerja harus terus diasah kemampuan dan kompetensinya sesuai dengan tuntutan zaman dan perkembangan teknologi terkini.
“Tak kalah penting, sistem pendidikan dan pelatihan kerja harus ‘link and match’ dengan kebutuhan pasar kerja. Sehingga kebutuhan para investor dapat segera terpenuhi oleh angkatan kerja yang berdaya saing tinggi,” ujarnya. (Parno)