Kategori
YOGYAKARTA

Hasan Gaido Ajak BPKH Fokus pada Investasi Langsung dan Sinergi Ekosistem Haji

Yogyakarta, (persepsi.co.id) – M Hasan Gaido, pendiri dan CEO Gaido Group, menyampaikan dukungannya terhadap pengembangan BPKH dan memberikan wawasan tentang pentingnya investasi langsung. Hasan menyoroti keberhasilan BPKH dalam mengelola berbagai bidang usaha, termasuk Bank Muamalat dan BPKH Limited di Jeddah, Arab Saudi. Dalam Focus Group Discussion (FGD) yang diadakan oleh BPKH di Yogyakarta pada 3-5 September 2024. (5/9/2024)

 

Hasan mengungkapkan harapannya agar dana haji dapat memberikan manfaat yang lebih nyata bagi jemaah haji dan masyarakat Indonesia secara keseluruhan.

 

“Saya berharap dana haji tidak hanya dikelola dengan aman, tetapi juga dapat memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan deposito. BPKH harus memahami potensi investasi langsung untuk mencapai tujuan tersebut,” ujarnya.

 

Dalam kesempatan tersebut, Hasan juga memaparkan ekosistem ekonomi haji dan umrah yang dikembangkan oleh Gaido Group, yang terdiri dari tujuh perusahaan utama:

 

1. Gaido Travel: Menyediakan layanan umrah, haji, dan franchise dengan 72 kantor cabang serta izin dari IATA, dan siap untuk IPO.

 

2. Gaido Bank Syariah: Beroperasi selama 30 tahun dengan layanan tabungan haji dan umrah, pembiayaan, dan deposito, serta berencana menjadi bank umum syariah.

 

3. Digital HOS: Menawarkan layanan kesehatan digital seperti suntik vaksin meningitis dan buku kuning untuk jemaah haji dan umrah.

 

4. Santri Mart: Menjual oleh-oleh haji secara online dan offline.

 

5. Banten Resto: Restoran halal yang juga mengirim bumbu dan makanan siap saji ke Arab Saudi.

 

6. Baduy Outbound: Menyediakan kawasan wisata halal dengan delapan destinasi, termasuk untuk manasik haji dan pertemuan alumni.

 

7. Majalah Haji Umrah: Media online hajiumrahnews.com yang fokus pada pemberitaan terkait haji dan umrah.

 

Hasan menekankan bahwa BPKH juga harus berperan sebagai agregator produk Indonesia untuk jemaah haji dan umrah.

 

“Penting untuk meningkatkan ekspor Indonesia ke Arab Saudi dan mendukung diplomasi haji-umrah. Ini bukan hanya tentang investasi, tetapi juga tentang sinergi yang dapat menguntungkan kedua belah pihak,” jelasnya.

 

Menanggapi hal tersebut, Dirjen PHU Prof. Hilman Latief menyatakan bahwa, BPKH Limited harus terus di kembangkan, dan perlunya mencari bentuk yang ideal dalam proses bisnis yang dilakukan oleh BPKH Limited dan penyesuaiannya dengan regulasi yang berlaku.

 

Hal ini disampaikan Hilman Latief dalam acara Focus Group Discussion (FGD) Evaluasi Hasil Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama (PKS) antara Kementerian Agama RI dan BPKH pada musim haji 1445H/2024M,

 

“Kami berharap adanya peningkatan efisiensi dari berbagai aspek bisnis baik di BPKH maupun kepada Jemaah Haji Indonesia,” jelas Hilman.

 

Dalam pelaksanaanya Hilman berharap ke depannya PKS ini dapat memiliki perspektif yang lebih global karena kaitannya dengan regulasi yang berlaku baik di dalam negeri maupun di Arab Saudi.

 

“Banyak hal dan persoalan yang harus di-handle dengan baik karena sifat negara sebagai regulator, tentunya harus dipatuhi secara tertib,” terangnya.

Kategori
YOGYAKARTA

Praktek Budaya Karo Ditampilkan di KPI Mamre GBKB Klasis Jakarta Banten

YOGYAKARTA, (persepsi.co.id) – Di hari kedua KPI Mamre GBKB Klasis Jakarta Banten yang digelar di yogyakarta menampilkan praktek Budaya Karo. Salah satunya yang ditampilkan ialah tentang runggu adat pernikahan suku karo.

 

Runggu adalah suatu musyawarah yang biasa dilakukan oleh masyarakat Karo. Dalam runggu biasa diidentikan dengan percakapan antar keluarga mempelai pria dan perempuan dalam hal ini yang ingin melakukan adat perkawinan.

 

Ketua panitia, Surya pengarapan Barus mengatakan, tujuan praktek seminar budaya ini agar Mamre mengenal dan memahami budaya Karo dalam ini terkait runggu pernikahan adat Karo.

 

“Selama ini , khusus nya Mamre muda yang tinggal di Jakarta Banten mungkin kurang memahami adat pernikahan, melalui seminar budaya ini kita berharap Mamre muda dapat lebih memahami budaya karo adat perkawinan dalam hal terkait runggu,” kata Surya saat ditemui di hotel universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Sabtu (31/08) malam hari.

 

Selain memahami, Kata Surya Mamre muda sebagi generasi penerus nantinya dapat melanjutkan budaya runggu ini. “Jadi Mamre muda sudah paham nantinya, dan tidak salah alur Karena runggu ini wajib dilakukan saat melakukan pernikahan,” kata Surya

 

Diketahui, seminar ini merupakan program Mamre tahun 2024 , selain itu di KPI ini juga menggelar ibadah, Larva Tour ke merapi ” Ini juga kan sebagai penyegaran iman untuk kaum mamre (Kaum orang tua laki laki),” jelasnya.

 

Dalam pernikahan adat Karo, ada banyak tahapan yang harus dilalui pasangan sebelum hingga setelah menikah.

 

Pertama akan digelar pertemuan keluarga kedua keluarga mempelai untuk saling mengenal dan memperbincangkan untuk tahap selanjutnya.

 

Setelah dilakukan pertemuan , maka akan dilakukan maba belo selambar, yang artinya acara untuk meminang sang wanita. Disini sang wanita akan ditanyai kesiapan dirinya beserta keluarga untuk dipinang oleh keluarga pria.

 

Biasanya untuk melaksanakan prosesi ini dilakukan di rumah kalimbubu atau rumah mempelai perempuan.

 

Tahap ketiga akan dilakukan nganting manuk, Prosesi ini bisa dibilang yang terpenting, sebab dalam acara ini, kedua keluarga akan membahas lebih detil hal-hal mengenai pesta pernikahan.

 

Pada prosesi ini, kedua belah pihak membicarakan tentang gantang tumba (mas kawin).

 

Kalimbubu dan mata kerja atau membahas masalah tanggal, bulan dan tahun digelarnya pesta pernikahan.

 

Setelah itu, tahap ke empat akan dilakukan kerja adat, Biasanya selelum Kerja Adat atau Pesta Pernikahan digelar, paginya dilakukan dahulu tahapan pengesahan secara agama yang dianut.

 

Setelah selesai secara agama, maka dilanjutkan dengan kerja adat. Pada acara ini seluruh sanak keluarga, maupun teman dari kedua mempelai akan diundang untuk berkumpul guna melakukan prosesi adat runggu sangkep nggeluh dan tahapan acara lainnya.

 

Suasana yang meriah namun sakral akan mewarnai prosesi pernikahan adat Karo karena diisi dengan doa dan juga nasihat.

 

Selanjutnya, setelah kerja adat, akan dilakukan ngulihi tudung, dan terakhir prosesi ertaktak, pada acara ini akan dikulik masalah pengeluaran dalam acara pesta adat. Mungkin pada pesta tersebut masih ada barang atau keperluan yang belum dibayar, baik dari anak beru, sembuyak maupun kalimbubu.

 

Disini pula anak beru makan bersama dengan kalimbubu, sehingga diselesainkanlah semua masalah biaya pernikahan hingga tuntas.

Kategori
YOGYAKARTA

KPI Mamre GBKP Klasis Jakarta Banten, Nilai-Nilai Kearifan Lokal Pada Upacara Pernikahan Masyarakat Karo

Oleh: Dr Pulumun. P Ginting . S.sn.,M.Sn dalam Seminar Budaya Kebaktian Penyegaran Iman (KPI) BP Mamre Klasis GBKP Jakarta Banten di Aula UC Hotel UGM Jogjakarta 30-31Agustus dan1 September 2024

Yogjakarta, (persepsi.co.id) – Suku Karo adalah suku asli yang menetap di dataran tinggi Karo, termasuk Kabupaten Deli Serdang, Kota Binjai, Kabupaten Langkat, Kabupaten Dari dan Kota Medan. Nama suku ini diambil dari nama wilayah tempat mereka tinggal, yaitu Kabupaten Karo.

 

Bahasa Karo digunakan sebagai alat komunikasi mereka dan salam tradisional untuk menyapa adalah “Mejuah-juah” yang menggambarkan kehangatan dalam budaya masyarakat Karo. Pakaian adat Suku Karo umumnya memiliki motif warna merah dan hitam, sering kali diperindah dengan perhiasan emas, mencerminkan kekayaan dan keindahan warisan budaya mereka.

Sangkep Nggeluh:

Ini adalah filosofi hidup masyarakat Karo yang mencakup berbagai aspek kehidupan, termasuk agama, adat, dan hubungan sosial. “Sangkep Nggeluh” mengandung makna untuk hidup dalam keseimbangan dan harmoni, dengan menjalankan nilai-nilai adat dan tradisi Karo dalam kehidupan sehari-hari.

 

1.Merga Silima

Merupakan sistem marga dalam masyarakat Karo yang terdiri dari lima kelompok utama:

Karo-karo,

Ginting,

Sembiring,

Tarigan,

Perangin-angin.

Sistem ini sangat penting dalam menjaga struktur sosial dan menentukan hubungan pernikahan serta interaksi antar individu dalam masyarakat Karo. Setiap marga memiliki peran dan tanggung jawab tertentu dalam upacara adat.

 

2.Rakut Sitelu

Rakut Sitelu adalah konsep yang mengatur hubungan antara tiga kelompok utama dalam sistem sosial Karo:

 

Kalimbubu (pihak pemberi istri)

Senina (pihak saudara sekandung)

Anakberu (pihak penerima istri)

Ketiga kelompok ini saling berkaitan dan memiliki peran yang saling melengkapi dalam berbagai upacara adat, termasuk pernikahan, kematian, dan upacara-upacara lainnya. Rakut Sitelu memastikan bahwa setiap pihak menjalankan perannya dengan baik, sehingga terjaga keseimbangan sosial.

 

3. Tutur Siwaluh

Ini adalah sistem yang lebih rinci dalam masyarakat Karo yang mencakup delapan subkelompok berdasarkan garis keturunan dan pernikahan. Tutur Siwaluh mengatur hubungan antar individu dalam komunitas, termasuk bagaimana mereka harus berperilaku satu sama lain dalam konteks adat. Delapan subkelompok ini membentuk jaringan sosial yang luas, di mana setiap individu memiliki tempat dan peran dalam komunitas.

 

4.Perkade-Kaden Sepuluh Dua Tambah Sada

Merupakan prinsip-prinsip yang mengatur hubungan sosial dalam masyarakat Karo, terdiri dari 13 prinsip, yang mencakup berbagai aspek kehidupan sosial dan budaya. Prinsip-prinsip ini meliputi aturan mengenai bagaimana menghormati orang lain, menjaga keharmonisan dalam keluarga dan komunitas, serta menjalankan tanggung jawab sosial. Ini adalah panduan etika yang membantu masyarakat Karo dalam berinteraksi satu sama lain dan menjaga integritas sosial.

 

Secara keseluruhan, konsep-konsep ini membentuk kerangka kerja adat dan sosial yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Karo, memastikan bahwa setiap anggota masyarakat menjalankan perannya dengan baik dan menjaga harmoni dalam komunitas.

 

 

“Pedah Silima” adalah sebuah nilai kearifan lokal dari budaya Karo yang mengandung lima prinsip dasar untuk menjaga hubungan sosial dalam masyarakat. Berikut adalah penjelasan singkat tentang masing-masing nilai:

 

1.Erkemalangen Man Dibata

Mengandung makna menghormati dan memuliakan Tuhan. Ini adalah nilai spiritual yang menekankan pentingnya hubungan manusia dengan penciptanya, yang harus selalu dijaga melalui doa, upacara adat, dan perilaku yang baik.

 

2.Mehamat Er Kalimbubu

Mengandung makna menghormati dan memuliakan kalimbubu, yaitu pihak pemberi istri dalam adat Karo. Kalimbubu memiliki peran penting dalam struktur sosial masyarakat Karo, dan nilai ini mengajarkan pentingnya menghormati mereka dalam kehidupan sehari-hari.

 

3.Erpersukuten Man Sembuyak Senina

Mengandung makna menjaga hubungan baik dengan sembuyak dan senina (saudara atau kerabat dari satu suku). Nilai ini menekankan pentingnya persatuan dan saling tolong-menolong di antara sesama anggota keluarga atau kelompok sosial yang lebih luas.

 

4.Metami Er Anakberu

Mengandung makna mengasihi dan memberikan perhatian kepada anakberu (pihak penerima istri dalam adat Karo). Nilai ini mengajarkan pentingnya hubungan harmonis dan saling menghargai dalam keluarga, khususnya antara pihak-pihak yang terikat oleh pernikahan adat.

 

5.Mekade-Kade Ku Jelma Sienterem

Mengandung makna bersikap ramah dan adil kepada semua orang. Nilai ini mengajarkan pentingnya keramahan, keadilan, dan kebijaksanaan dalam berinteraksi dengan orang lain, tanpa memandang status atau latar belakang mereka.

 

Secara keseluruhan, “Pedah Silima” merupakan landasan moral dan etika yang membimbing masyarakat Karo dalam membangun kehidupan yang harmonis, saling menghormati, dan menjaga hubungan sosial yang kuat.

 

 

Perkawinan Masyarakat Karo:

Bagi Masyarakat Karo Perkawinan Membawa Seseorang Menjadi Terlibat Secara Penuh Dalam Aktivitas Adat Karo. Sebelum Kawin Walaupun Sudah Berumur Belum Dapat Terlibat Dalam Aktifitas Adat. Dengan Demikian Tujuan Dari Perkawinan Secara Adat Adalah Untuk Melestarikan Adat Karo.

 

 

Harapan dalam perkawinan masyarakat Karo mencerminkan nilai-nilai dan tujuan yang diinginkan oleh keluarga dan komunitas dalam membangun sebuah rumah tangga yang harmonis dan sejahtera. Berikut adalah penjelasan tentang masing-masing harapan yang Anda sebutkan:

 

1.Sangap Njabuken Bana

Harapan ini mencerminkan keinginan agar keluarga yang dibentuk melalui perkawinan memperoleh kehormatan dan martabat. “Sangap” berarti kehormatan, sementara “njabuken bana” bisa diartikan sebagai keluasan atau kelimpahan. Jadi, harapan ini adalah agar keluarga baru dihormati dan memiliki status yang baik di mata masyarakat.

 

2.Ertuah Bayak, Tubuh Anak Dilaki Anak Diberu

Ini adalah doa agar pasangan yang menikah diberkahi dengan banyak keturunan, baik laki-laki maupun perempuan. Dalam budaya Karo, memiliki anak dianggap sebagai berkah besar dan salah satu tujuan utama perkawinan.

 

3.Jumpa Pencarin

Mengandung makna harapan agar keluarga yang baru dibentuk mendapatkan rezeki yang cukup, atau dengan kata lain, memiliki kecukupan dalam hal ekonomi dan kebutuhan sehari-hari. Ini mencerminkan pentingnya stabilitas ekonomi dalam kehidupan rumah tangga.

 

4.Merih Manuk Niasuh Mbuah Page Nisuan

Harapan ini mengacu pada kemakmuran dan kelimpahan hasil dari usaha yang dilakukan oleh keluarga. “Merih manuk” merujuk pada ayam yang gemuk, sementara “niasuh mbuah” dan “page nisuan” mengacu pada tanaman yang berbuah lebat dan subur. Ini adalah simbol dari keberhasilan dan kemakmuran dalam kehidupan bertani atau bekerja.

 

5.Ngasup Ndahi Kade-Kade, Kerina Sangkep Nggeluh

Ini adalah harapan agar keluarga selalu hidup dalam kerukunan, harmoni, dan saling menghormati dengan semua orang di sekitarnya. “Ngasup ndahi” berarti mendapatkan kebahagiaan, sementara “kade-kade” dan “kerina sangkep nggeluh” merujuk pada hubungan sosial dan adat dalam masyarakat Karo.

 

6.Juah-Juahen

Harapan ini adalah agar keluarga dijauhkan dari segala marabahaya dan kesulitan. Ini mencerminkan doa agar keluarga selalu berada dalam perlindungan dan keselamatan.

 

7.Seh Bagi Sura-Sura

Mengandung makna agar keluarga senantiasa berada dalam keadaan sehat, kuat, dan berdaya tahan seperti sura-sura (sejenis pohon yang terkenal kuat dan tahan). Ini adalah harapan agar keluarga dapat menghadapi segala tantangan dengan kekuatan dan ketahanan yang baik.

 

8.Cawir Jabu Njanah Cawir Metua

Harapan ini mencerminkan keinginan agar keluarga yang dibentuk akan berkembang dengan baik dan tetap utuh hingga tua. “Cawir jabu” berarti rumah yang indah atau teratur, sementara “cawir metua” berarti mencapai usia tua dengan sejahtera. Ini adalah harapan agar keluarga tetap harmonis dan sejahtera sepanjang hidup.

 

Secara keseluruhan, harapan-harapan ini mencerminkan keinginan masyarakat Karo untuk membangun keluarga yang sejahtera, harmonis, dan diberkahi dengan anak-anak yang banyak serta hidup yang makmur dan panjang umur. Nilai-nilai ini menunjukkan betapa pentingnya perkawinan dalam menjaga keberlangsungan adat dan tradisi dalam masyarakat Karo.

 

Simbol Perkawinan Masyarakat Karo

 

Sah Jika Upacara Perkawina Dilakukan

Adat Perlu Saksi, Seremonial Perlu Saksi

Kosmos, Jiarah Sebelum Upacara

Kekuatan Rangkaian Perkawinan

Kebersamaan, Gotong Royong, Kearifan Lokal, Tanggung Jawab

Makan – Pinggan Kehamaten, Pangan Kehamaten.

Protokol/Singerunggui Sangat Berperan Dan Tidak Ada Sekolah Formal.

Seni

1. Bunyi

2. Gerak

3. Rupa

4. Drama/Teater

 

Falsafah negara dan masyarakat Karo, sebagaimana yang Anda sampaikan, mengintegrasikan nilai-nilai dasar kehidupan manusia ke dalam kerangka sosial dan budaya Karo. Berikut adalah penjelasan bagaimana falsafah ini tercermin dalam kehidupan masyarakat Karo:

 

1.Ketuhanan: Erkemalangen Man Dibata

Konsep ini mencerminkan penghormatan kepada Tuhan (Dibata) sebagai pusat kehidupan spiritual. Dalam masyarakat Karo, keyakinan kepada Tuhan adalah landasan utama dalam segala aktivitas kehidupan, baik pribadi maupun sosial. “Erkemalangen” berarti memuliakan atau menghormati, menunjukkan bahwa kehidupan yang dijalani harus selalu dilandasi dengan penghormatan kepada Tuhan.

 

2.Kemanusiaan: Mehamat Er Kalimbubu

“Mehamat” berarti menghormati, dan “Kalimbubu” adalah kelompok yang memiliki peran penting dalam adat Karo, yaitu pihak pemberi istri. Ini mencerminkan nilai kemanusiaan dalam hubungan sosial, di mana setiap orang harus saling menghormati dan memperlakukan satu sama lain dengan hormat, terutama kepada mereka yang memiliki peran penting dalam struktur sosial.

 

3.Persatuan: Erpersukuten Man Sembuyak Senina

“Erpersukuten” berarti bersatu, dan “Sembuyak Senina” merujuk pada saudara-saudara sekandung atau kerabat. Persatuan di antara keluarga dan kelompok sosial adalah elemen penting dalam menjaga keharmonisan dan stabilitas masyarakat Karo. Persatuan ini dipegang teguh melalui berbagai upacara adat dan interaksi sehari-hari.

 

4.Kerakyatan: Metami Er Anak Beru

“Metami” berarti mengasihi atau memberikan perhatian, dan “Anak Beru” adalah kelompok yang menerima istri dalam adat Karo. Ini menggambarkan nilai kerakyatan, di mana setiap orang dalam masyarakat Karo diharapkan untuk saling mendukung dan mengasihi satu sama lain, terutama dalam konteks keluarga besar dan hubungan perkawinan.

 

5.Keadilan: Mekade-Kade Man Jelma Sienterem. Rendi-Renta, Dalam Adat Tidak Ada Hegemoni.

“Mekade-Kade” berarti bersikap adil dan baik kepada orang lain, “Jelma Sienterem” merujuk kepada semua orang tanpa memandang status atau latar belakang. “Rendi-Renta” menegaskan bahwa dalam adat Karo, tidak ada dominasi atau hegemoni; setiap individu diperlakukan secara setara. Ini menunjukkan bahwa keadilan sosial adalah prinsip yang sangat dijunjung tinggi dalam masyarakat Karo, dan adat dipraktikkan tanpa adanya diskriminasi atau ketidakadilan.

 

Secara keseluruhan, falsafah negara dan masyarakat Karo ini berupaya mengintegrasikan nilai-nilai spiritual, sosial, dan etika ke dalam struktur kehidupan masyarakat. Ini tidak hanya membentuk dasar hubungan antarindividu, tetapi juga menjadi landasan dalam membangun komunitas yang harmonis, adil, dan penuh penghormatan terhadap adat dan tradisi. (Red)

Kategori
YOGYAKARTA

KPI Mamre GBKP Klasis Jakarta Banten Resmi di Buka

YOGYAKARTA, (persepsi.co.id) – Mamre (Kaum Ayah) Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Klasis Jakarta Banten menggelar Kebaktian Penyegaran Iman (KPI) di hotel Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta.

 

Kegiatan tersebut digelar mulai dari hari jumat hingga minggu 1 September 2024 dengan mengangkat tema Mamre berkarya dan berguna untuk orang lain.

 

KPI dibuka ketua klasis Pdt Alexander Simanungkalit ditandai dengan pemukulan Gong dan disambung meriah oleh peserta Mamre.

Pdt Alexander Simanungkalit mengatakan, KPI tersebut bukan hanya untuk penyegaran iman, akan tetapi juga Budaya karo juga ditampilkan.

 

“Kita sama sama menjaga acara ini , tentunya kami berharap setelah pulang dari sini kita dapat menyampaikan kepada keluarga masing-masing,” Ujar Pdt A Simanungkalit.

 

Ketua Mamre klasis Jakarta Banten Sandarta Tarigan mengatakan, KPI ini baru digelar, biasa katanya untuk meningkatkan silaturahmi Mamre GBKP se Klasis Jakarta Banten.

 

“Kali ini kita gelar KPI, berbeda dengan tahun sebelumnya, dengan kegiatan KPI ini, dapat meningkatkan iman dan meningkatkan silaturahmi antara Mamre,” Jelasnya.

 

Ketua panitia KPI Klasis Jakarta Banten Pt Surya Pengarapen Barus mengatakan, kehadiran Peserta KPI ini Sebanyak 280 Peserta.

KPI sendiri digelar untuk meningkatkan iman yang tegur dan keniscayaan, bukan hanya untuk Gereja, akan tetapi juga untuk keluarga masing-masing Mamre.

 

Turut hadir dalam kegiatan KPI Klasis Jakarta Banten di Yogyakarta Badan Pengurus Pusat (BPP) Antonius Bangun Wakil Sekretaris Umum , Jonson Milala Bendahara umum , wakil ketua BP Klasis Pt Irianto Tarigan dan semua pengurus BP MAMRE Klasis dan pengurus BP MAMRE Runggun.

(red)

Kategori
YOGYAKARTA

Muhammad Hasan Apresiasi Seminar ASBISINDO, Gaido Bank Syariah Siap Dukung UMKM dan Hadapi Era Digitalisasi

Yogyakarta, (persepsi.co.id) – Muhammad Hasan, Pemegang Saham Pengendali (PSP) Gaido Bank Syariah, mengapresiasi seminar dan silaturahmi nasional yang digelar oleh Asosiasi Bank Perekonomian Rakyat Syariah Indonesia (ASBISINDO) di Hotel Alana, Yogyakarta, pada 8-10 Agustus 2024. Acara ini mengundang para PSP BPR Syariah se-Indonesia dan bertujuan untuk memperkuat industri BPRS serta memperluas akses keuangan bagi UMKM dan masyarakat. (9/8/2024)

 

Hasan menilai kegiatan ini sangat positif dan berkualitas, mengingat kehadiran para pemegang saham dan pembicara seminar nasional dari berbagai lembaga, termasuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS). Para narasumber memberikan wawasan berharga dan contoh nyata mengenai peran BPR Syariah dalam mendukung UMKM serta pertumbuhan ekonomi syariah.

 

“Seminar ini memberikan motivasi dan inspirasi bagi Gaido Bank Syariah untuk berbenah diri dan menjadi sahabat UMKM yang handal. Kami juga berkomitmen untuk memanfaatkan momentum digitalisasi untuk bersaing dengan lembaga keuangan non-bank,” ujar Hasan.

 

Ketua Umum ASBISINDO, Cahyo Kartiko, menambahkan bahwa industri BPR Syariah telah menunjukkan pertumbuhan signifikan meski menghadapi berbagai tantangan. Pertumbuhan aset BPR Syariah hingga April 2024 mencapai 12,20%, dengan pembiayaan dan Dana Pihak Ketiga (DPK) masing-masing tumbuh 14,31% dan 11,59%.

 

Kepala Departemen Perbankan Syariah OJK, Deden Firman Hendarsyah, menekankan pentingnya BPR Syariah dalam sektor UMKM dan mendukung inovasi produk serta layanan untuk mendorong inklusi keuangan dan meningkatkan peran dalam perekonomian nasional.

 

Dengan adanya Roadmap Pengembangan dan Penguatan Industri BPR dan BPRS 2024-2027 (RP2B), OJK berharap BPR Syariah dapat terus berinovasi dan memberikan manfaat besar bagi masyarakat. Hasan, bersama Gaido Bank Syariah, berkomitmen untuk mendukung visi tersebut dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia.

Kategori
YOGYAKARTA

Provinsi Banten Peringkat 4 Indek Pembangunan Pemuda Indonesia 2024

Yogyakarta, (persepsi.co.id) – Provinsi Banten menempati Peringkat 4 nasional dalam Indek Pembangunan Pemuda Indonesia (IPP) 2024 pada domain kesehatan dan kesejahteraan dengan nilai 53,33 poin. Atas capaian itu, Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar raih penghargaan dari Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia Ario Bimo Nandito Ariotedjo pada Launching Indeks Pembangunan Pemuda Indonesia 2024 di Yogyakarta, Senin (5/8/2024).

 

Pelayanan kepemudaan Pemerintah Provinsi Banten mengalami trend positif dengan meningkatnya IPP dari 52,17 poin di tahun 2023 menjadi 53,33 poin pada tahun 2024.

 

Sebagai informasi, Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) adalah sebuah instrumen untuk memberikan gambaran kemajuan pembangunan pemuda di Indonesia. Kehadiran Website IPP Indonesia ini dapat menjadi rujukan bagi kebijakan dan strategi pembangunan pemuda di Indonesia. Selain itu website ini diharapkan dapat pula menjadi acuan dalam rangka koordinasi lintas sektor penyelenggaraan kepemudaan, baik pada tingkat pusat maupun daerah sebagaimana tercantum pada Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2022 tentang Koordinasi Strategis Lintas Sektor Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan.

 

Indikator IPP meliputi bidang pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan, lapangan dan kesempatan kerja, partisipasi dan kepemimpinan, serta gender dan diskriminasi. Bidang pendidikan: rata-rata lama sekolah, Angka Partisipasi Kasar (APK) sekolah menengah, serta APK perguruan tinggi. Bidang kesehatan dan kesejahteraan meliputi angka kesakitan pemuda, persentase korban kejahatan, persentase pemuda yang merokok, serta persentase remaja perempuan yang sedang hamil.

 

Bidang lapangan dan kesempatan kerja meliputi; persentase pemuda wirausaha kerah putih dan tingkat pengangguran terbuka. Bidang partisipasi dan kepemimpinan meliputi; persentase pemuda yang mengikuti kegiatan sosial kemasyarakatan, persentase pemuda yang aktif dalam organisasi, serta persentase pemuda yang memberikan saran atau pendapat dalam rapat. Bidang gender dan diskriminasi meliputi; angka perkawinan usia anak, persentase pemuda perempuan berusia 16–24 tahun yang sedang menempuh pendidikan tingkat SMA ke atas, serta persentase pemuda perempuan yang bekerja di sektor formal.

Kategori
YOGYAKARTA

Pemprov Banten Raih Penghargaan Indeks Merit Sistem Sangat Baik dari KASN

 

Yogyakarta, (persepsi.co.id) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten meraih penghargaan Indeks merit sistem kategori sangat baik dengan skor 330,5 dari Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN). Ada sembilan Provinsi yang mendapat penghargaan KASN dari total 34 Provinsi, termasuk di dalamnya Provinsi Banten.

 

Penghargaan itu diberikan dalam acara Anugerah Meritokrasi 2023 yang dilaksanakan oleh KASN di Kraton Grand Ballroom Marriott Hotel, Yogyakarta, Kamis (7/12/2023).

 

Penghargaan diserahkan oleh Wakil Ketua KASN Tasdik Kinanto yang didampingi oleh Ketua KASN Agus Pramusinto dan diterima oleh Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Banten Nana Supiana.

 

Nana mengungkapkan, penghargaan yang diraih itu sejatinya untuk seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemprov Banten yang sudah bekerja hebat, cepat merespon setiap pelayanan publik serta profesional yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

 

“Itu yang selalu diarahkan oleh Bapak Pj Gubernur Banten Al Muktabar kepada kami dan seluruh ASN di lingkungan Pemprov Banten. Hal itulah yang menjadi keunggulan kita, sehingga meraih predikat sangat baik Ini,” kata Nana seusai menerima penghargaan.

 

Dikatakan Nana, ada delapan aspek dimensi yang dinilai dari sistem merit ini di antaranya bagaimana mengedepankan kinerja, kualifikasi, dan keahlian.

 

“Kami juga memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh ASN dalam meniti jenjang karirnya, sehingga mereka bisa menjadi ASN yang bertalenta dan merespon cepat pelayanan publik,” ujarnya.

 

Ketua KASN Agus Pramusinto mengatakan, pelaksanaan Anugerah Meritokrasi merupakan wujud keteguhan KASN dalam mengawal pengawasan penerapan sistem merit di tengah masa transisi. Disahkannya UU No. 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara mengubah manajemen ASN secara substansial.

 

Penting bagi KASN untuk memastikan bahwa perubahan ini mendukung penguatan, bukan pelemahan sistem merit. Perubahan ini termasuk mengalihkan fungsi pengawasan sistem merit.

 

“Meskipun demikian, kami akan terus mendorong keberadaan fungsi pengawasan sistem merit yang efektif di masa depan untuk menjaga keberlanjutan meritokrasi,” ungkap Agus.

Kategori
YOGYAKARTA

Pemkot Tangsel Raih Dua Penghargaan Predikat Tertinggi Di Ajang Anugerah Meritokrasi KASN Tahun 2023

 

YOGYAKARTA, (persepsi.co.id) – Kabar membanggakan kembali datang dari Pemerintah Kota Tangerang Selatan. Terbaru, Kota yang berusia 15 tahun ini meraih dua penghargaan di ajang Anugerah Meritokrasi Tahun 2023 yakni Kategori Sistem Merit dengan indeks 326 dan Kualitas Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama dengan indeks 92. Kedua penghargaan tersebut meraih predikat tertinggi yakni ‘Sangat Baik’.

 

Penghargaan diberikan oleh Ketua Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) Prof. Agus Pramusinto dan diterima langsung oleh Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie di Kraton Grand Ballroom Yogyakarta Marriot Hotel, pada Kamis (07/12/2023).

 

Usai menerima penghargaan, Benyamin mengatakan bahwa capaian ini tentu tidak lepas dari upaya dalam penataan manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) yang semakin profesional. Dimana menempatkan pegawai di posisi yang tersedia berdasarkan latar belakang dan kemampuannya.

 

“Alhamdulillah kita kembali meraih penghargaan, kali ini soal sistem merit terutama dalam kaitannya reformasi birokrasi. Kita melakukan menempatkan pegawai yang dilakukan berdasarkan latar belakang pendidikan dan kemampuannya, artinya kita sudah sesuai dengan sistem merit itu sendiri,” kata Benyamin.

 

Ia meyakini dengan menempatkan pegawai yang memiliki kemampuan sesuai dengan posisi yang ditempati tentunya akan berdampak menghasilkan terobosan dan kebijakan-kebijakan yang tepat sasaran dan bermanfaat bagi percepatan dan kemudahan pelayanan bagi masyarakat.

 

“Oleh karenanya penguatan kebijakan dan kelembagaan manajemen ASN berbasis sistem merit menjadi sangat penting dalam upaya mendorong kinerja kita bersama,” terangnya.

 

Sementara itu disampaikan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN RB), Abdullah Azwar Anas, mengapresiasi segenap instansi pemerintah yang telah berhasil mendapatkan predikat “Sangat Baik” dan “Baik” dalam mengimplementasikan sistem merit.

 

“Setiap instansi pemerintah harus memastikan sistem merit berjalan dan diawasi secara optimal dalam setiap kebijakan dan manajemen ASN melalui instrumen yang ada dan melalui digitalisasi, terutama untuk memastikan penataan karier ASN dapat berlangsung profesional.” ucap Menteri Azwar Anas.

 

“Kami juga mengharapkan komitmen pimpinan sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) untuk mewujudkan manajemen ASN yang berbasis sistem,” tambahnya.

 

Bahkan kata Menteri PANRB ini, penerapan sistem merit menjadi salah satu kunci dalam mewujudkan birokrasi berkelas dunia. Hal tersebut sejalan dengan dua prioritas kerja Presiden Joko Widodo, yakni pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) dan

reformasi birokrasi.

 

Hal senada disampaikan Ketua KASN, Prof. Agus Pramusinto, pelaksanaan Anugerah Meritokrasi merupakan wujud keteguhan KASN dalam mengawal pengawasan penerapan sistem merit di tengah masa transisi. Disahkannya UU No. 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara mengubah manajemen ASN secara substansial.

 

“Penting bagi kita untuk memastikan bahwa perubahan ini mendukung penguatan, bukan pelemahan sistem merit. Perubahan ini termasuk mengalihkan fungsi pengawasan sistem merit dari KASN ke instansi lain.” ujarnya.

 

“Meskipun demikian, kami akan terus mendorong keberadaan fungsi pengawasan sistem merit yang efektif di masa depan untuk menjaga keberlanjutan meritokrasi,” ungkap Agus saat membuka acara.

 

Di samping itu, kata Agus perubahan lingkungan politik saat ini, seperti pemilu serentak dan pergantian pemerintahan, juga akan memengaruhi penerapan sistem merit khususnya terkait dengan aspek netralitas, kode etik, dan kode perilaku ASN.

 

Para ASN perlu waspada terhadap risiko peningkatan pelanggaran netralitas ASN selama tahun politik dan mengambil langkah-langkah mitigasi yang tepat.

 

“Netralitas bukan sekadar kepatuhan terhadap regulasi, tetapi juga pemeliharaan kepercayaan publik terhadap lembaga pemerintahan. ASN harus menghindari politik,” tutupnya. (Kominfo)

Kategori
YOGYAKARTA

Tingkatkan Kualitas Layanan, BPJS Kesehatan Luncurkan Loket Pelayanan Informasi dan Portal Quick Response

 

YOGYAKARTA, (persepsi.co.id) – Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan bagi peserta Jaminan Kesehata Nasional (JKN), BPJS Kesehatan resmi perkenalkan inovasi terbaru melalui Loket Pelayanan

Informasi BPJS Kesehatan dan Portal Quick Response (POROS).

 

Kedua inovasi dirancang untuk memaksimalkan pemberian informasi dan menangani pengaduan peserta di rumah sakit.

 

Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti mengatakan, sejak diluncurkan pada tahun 2014, Program JKN BPJS Kesehatan bertujuan berikan perlindungan jaminan kesehatan bagi seluruh penduduk. Seiring dengan bertambahnya jumlah peserta JKN, BPJS Kesehatan memandang perlu dilakukan transformasi terhadap mutu layanan.

 

“Salah satu wujud nyata dari upaya transformasi mutu layanan adalah dengan penyediaan Loket

Pelayanan Informasi BPJS Kesehatan di seluruh rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.

 

“Petugas rumah sakit yang ditunjuk akan bertugas memberi informasi dan menangani pengaduan peserta JKN terkait pelayanan. Selanjutnya, petugas akan mencatat pada aplikasi Saluran Informasi dan Penanganan Pengaduan (SIPP),” jelas Ghufron, saat peluncuran yang terpusat di RSUP Dr. Sardjito, Jumat

(29/09/2023).

 

Ghufron menyebut, petugas rumah sakit juga dapat bekerja sama dengan Petugas BPJS SATU! atau BPJS Siap Membantu, baik dalam bentuk pelayanan onsite maupun mobile. Hal ini dilakukan demi memastikan peserta menerima pelayanan yang terbaik.

 

Waktu pelayanan di loket disesuaikan dengan jam pelayanan rawat jalan di rumah sakit.

 

“Keberadaan loket pelayanan informasi ini ditandai dengan adanya signage (papan petunjuk). Lokasi loket pelayanan informasi diprioritaskan pada area di rumah sakit yang mudah terlihat dan diakses peserta, seperti di area pintu masuk atau area administrasi pelayanan JKN,” kata Ghufron.

 

Selain itu, BPJS Kesehatan juga memperkenalkan Portal Quick Response (POROS) yang ditempatkan di fasilitas kesehatan. Inovasi ini membawa kemudahan digital bagi peserta JKN dalam mengakses aplikasi pendukung yang disediakan BPJS Kesehatan untuk memperlancar proses pelayanan di fasilitas

kesehatan.

 

POROS terdiri dari aplikasi Kesan dan Pesan Setelah Layanan (KESSAN), SIPP, Antrean, dan Web

Skrinning yang dapat dimanfaatkan peserta untuk mendapatkan dukungan layanan yang lebih mudah dan cepat.

 

“POROS BPJS Kesehatan dapat diakses oleh peserta JKN yang sedang mendapat pelayanan di fasilitas kesehatan, baik tingkat pertama maupun tingkat lanjutan melalui x-banner atau poster yang

tersedia di area pendaftaran maupun pelayanan,” tambah Ghufron.

 

Dengan dihadirkannya loket pelayanan informasi BPJS Kesehatan dan Portal Quick Response (POROS)

ini, Ghufron berharap bisa berdampak terhadap peningkatan yang signifikan terhadap mutu layanan dan kepuasan peserta. Untuk itu, dirinya meminta kepada seluruh pihak dapat bersinergi demi menciptakan pelayanan kesehatan yang berdampak positif terhadap perlindungan kesehatan seluruh masyarakat Indonesia.

 

(Rilis/ES)

Kategori
YOGYAKARTA

Jalan Kaki Yogya – Bandung Kobarkan Kampanye Melawan Stroke

 

Yogyakarta, (persepsi.co.id) – SEORANG penyintas stroke, Komaruddin Rachmat, menempuh perjalanan sejauh 403 kilometer dari Yogyakarta menuju Bandung, Jawa Barat, dengan berjalan kaki. Perjalanan yang sangat tidak biasa ini dilakukan pria 69 tahun asal Kota Bekasi ini untuk meningkatkan kepedulian terhadap kesehatan, khususnya soal penyakit stroke.

 

 

Komar –panggilan akrabnya– mulai berjalan kaki dari titik nol kilometer Kota Yogyakarta di depan Kantor Pos, Sabtu (5/8/2023) pukul 08.00. Dijadwalkan aksi longmarch yang didukung Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki) Yogyakarta dan Cahaya Foundation itu akan berlangsung 21 hari, hingga Sabtu (26/8).

 

 

Komar akan berjalan kaki melintasi jalur selatan Pulau Jawa melewati kota/kabupaten, antara lain, Kulonprogo, Purworejo, Kebumen, Banyumas, Cilacap, Kota Banjar, Ciamis, Tasikmalaya, Garut, hingga finish di Kota Bandung.

 

 

Komar ingin menunjukkan bahwa penyintas stroke bisa sembuh seperti sedia kala. Selama perjalanan, dia dikawal satu unit ambulans dan pengendara motor dari jaringan komunitas Cahaya Foundation.

 

 

Menjelang acara pelepasan bersama Yayasan Stroke Indonesia, Komar menceritakan perjuangannya menjalani terapi pasca serangan stroke hemoragik (pembuluh darah pecah) pada 2012, saat dia berusia 58 tahun.

 

 

Akibat libasan stroke, kaki dan tangan bagian kiri Komar mati rasa. Bahkan, mulut dan bahunya miring ekstrem.

Setelah disiplin berkonsultasi dengan dokter, dia dinyatakan pulih dari stroke dan bisa menjalani kehidupan seperti dulu. Sebagai penyintas stroke, dia merasa prihatin karena banyak orang terkena penyakit itu pada usia relatif muda.

 

 

Tekad Komar berjalan kaki juga terinspirasi dari perjalanan tentara Divisi Siliwangi dari Yogyakarta ke Bandung akibat keruntuhan Perjanjian Renville. Semangat juang itu dia bawa ke dalam upaya longmarch kali ini.

 

 

Komar ingin menunjukkan bahwa seorang penderita stroke berpeluang besar untuk kembali pulih jika dilandasi semangat dan tekad juang untuk sembuh.

 

 

Ketua Umum Yastroki Mayjen TNI (Purn) Dr. dr. Tugas Ratmono Sp.S, MARS, MH, melihat tekad Komar untuk lepas dari belenggu stroke menggambarkan kampanye ‘Gerakan Perang Semesta Melawan Stroke’ dan menjadi pemantik semangat bagi penyintas stroke untuk pulih.

 

 

“Ini sesuatu yang luar biasa. Aksi jalan kaki dari Yogyakarta ke Bandung ini sebenarnya keinginan Komar untuk bercerita kepada masyarakat bahwa penyintas stroke harus punya tekad yang kuat untuk pulih kembali,” kata Tugas.

 

 

Aksi jalan kaki penyintas stroke juga dinilai bisa menginspirasi pemangku kepentingan untuk berkolaborasi memberikan penanganan stroke yang lebih baik pada masa mendatang.

 

 

Adzan subuh baru saja terdengar dari mushalla di Kawasan Rest Area salah satu SPBU di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Di hari keempat perjalanan kaki dari Yogyakarta menuju Bandung, penyintas stroke Komaruddin Rachmat sudah mulai terlihat bersiap memulai perjalanannya menuju titik finish hari keempat, yakni RSUD Dr Soedirman, Kebumen, Jawa Tengah, Selasa (8/8) pukul 05.12.

 

 

Di hari pertama hingga hari ketiga sebelumnya, mantan aktivis mahasiswa di Bandung ini telah melintasi jalur selatan Pulau Jawa melewati kota Yogyakarta, Kabupaten Kulonprogo dan Kabupaten Purworejo. Perjalanan berikutnya melintasi Kebumen, Banyumas, Cilacap, Kota Banjar, Ciamis, Tasikmalaya, Garu,t hingga finish terakhir di Kota Bandung.

 

 

“Bagi yang melewati sepertiga malamnya dengan shalat tahajud, doakan saya dan tim agar sukses membawa misi dengan pesan kesehatan terkait stroke,” ucap Komar dalam pesan WhatsApp yang diterima redaksi.

 

 

“Saya adalah bagian dari gerakan perang semesta melawan stroke, yang dicanangkan oleh Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki). Kita tidak bisa sendiri dalam berjuang melawan stroke, tapi harus bersama-sama,” katanya menambahkan.

 

 

Komar juga mengatakan stroke itu bukan saja menyebabkan hilangnya produktivitas, namun juga menimbulkan problem sosial.

 

 

“Saya menyadari sepenuhnya bahwa aksi jalan kaki ini berat apalagi di umur saya yang sudah 69 tahun, tapi entah kenapa saya bangga melakukannya. Begitu juga tim yang mengawal saya (Mas Eko, Mas Giovani, Bang Soleh dkk), mereka sangat bersuka cita,” kata Komar sumringah.

 

 

Ia pernah terserang stroke pada 16 September 2012, dia dirawat di RS Harum Kalimalang, Jakarta Timur. Diagnosis ketika itu adalah stroke hemorrhagic atau pecah pembuluh darah otak. Stroke melumpuhkan separuh tubuh Komaruddin.

Sembilan hari terkulai di rumah sakit, sisa-sisa stroke itu masih terasa kuat kala ia pulang ke rumah.

 

 

“Kaki dan tangan bagian kiri mati rasa, dicubit dan dibakar tidak terasa. Kaki seperti kesemutan ekstrem, sulit dijejakkan ke lantai. Bahu kiri miring ekstrem, dengan tangan terkulai lemah tak bertenaga, jari-jari tangan menggenggam tidak bisa dibuka. Syaraf tangan dan kaki error tidak bisa memegang benda yang saya inginkan, kaki tidak bisa menggunakan sandal jepit secara otomatis,” ungkap Komar.

 

 

Sepulang dari rumah sakit, pria yang pernah menjadi Ketua Masyarakat Indonesia Australia Selatan (MIIAS) ini, mesti rutin berobat selama 3 bulan. Tak pelak, kantongnya cekak. “Karena alasan keuangan, saya pindah ke RS Persahabatan Rawamangun, Jakarta Timur, dengan menggunakan fasilitas askes istri saya,” kata dia.

 

 

Di sana, Komar terus mengecek kesehatannya ke poli syaraf. Komaruddin juga mengikuti pengobatan akupuntur dan medis serta bergabung dengan rekan-rekan sesama penyintas stroke untuk senam tiap Selasa pagi. Berjuang pulih Komaruddin menghabiskan waktu enam bulan sepulang dari rumah sakit untuk coba mengembalikan kesehatannya. Menurut dia, periode itu merupakan periode emas dalam usahanya kembali pulih.

 

 

“Di periode itu, saya tidak lepas obat dokter, berjalan kaki dan berjalan sejauh yang saya bisa, membeli dan membaca buku-buku kesehatan, nguping pembicaraan para dokter, mencari orang-orang yang sembuh stroke untuk mencari kiat-kiat,” ia berkisah.

 

 

Dalam aksi perjalanan kaki dari Yogyakarta menuju Bandung, Komar ingin menunjukkan bahwa seorang penderita stroke berpeluang besar untuk kembali pulih jika dilandasi semangat dan tekad juang untuk sembuh.

 

 

Aksi jalan kaki penyintas stroke ini juga dinilai bisa menginspirasi pemangku kepentingan untuk berkolaborasi memberikan penanganan stroke yang lebih baik pada masa mendatang. (Bersambung)

 

Jalan Kaki Yogya – Bandung Kobarkan Kampanye Melawan Stroke (2-Habis)

 

 

 

PADA hari kelima perjalanan dari Yogyakarta menuju Bandung, telapak kaki penyintas stroke Komaruddin Rachmat pecah. Sedianya pada hari kelima perjalanan ia sudah menempuh jarak 20 kilometer, namun kakinya terhenti di kilometer 14,2 atau Desa Purwodeso, Kecamatan Sruweng, Kabupaten Kebumen Jawa Tengah, Rabu (9/8) sore.

 

 

“Telapak kaki saya pecah, sehingga betis dan paha sangat berat untuk melangkah,” kata Komar sesaat setelah Tim Medis mengobati telapak kakinya.

“Sakit kaki ini, tidak akan menyurutkan niat saya untuk terus melangkah dan berjalan kaki menuju Bandung,” tegas Bang Komar dengan tatapan mata penuh optimis.

 

 

Lalu dia menambahkan, ”Informasi yang saya terima, hampir di setiap RT pasti ada warganya yang terkena stroke. Bisa dibilang Indonesia sudah darurat stroke, perlu ada keseriusan dari para stakeholder, pemerintah dan civil society, untuk membuat langkah-langkah signifikan mencegah terus bertambahnya jumlah penderita stroke di Indonesia,” ucap Komar sambal melakukan pemanasan menjejak-jejakkan kakinya ke tanah.

 

 

“Apa yang saya lakukan saat ini (long march dari Yogyakarta menuju Bandung sejauh 403 kilometer) bukan untuk mencari popularitas, tapi dorongan kuat untuk berkontribusi dan kampanye Kesehatan terkait stroke,” kata Komar

Aksi jalan kaki dari Yogyakarta menuju Bandung mulai dilakukan penyintas stroke ini pada Sabtu (5/2023). Start dari titik nol kilometer di depan Kantor Pos, Yogyakarta.

 

 

Di hari kesembilan dan ke-10 perjalanan kaki Komar terhenti dan tertahan di Banyumas.

“Sesuai saran dokter, kemarin dan hari ini saya belum bisa melanjutkan perjalanan. Harus istirahat setidaknya satu-dua hari untuk memulihkan telapak kaki. Alhamdulillah menurut dokter tidak ada peradangan, karena itu hanya diberikan salep dan obat penghilang rasa nyeri,” kata Komar yang tergolek lemas di Hotel Karanganyar Indah di Desa Karanganyar, Kabupaten Banyumas, Senin (14/8).

 

 

Setelah perawatan intensif dari tim dokter, kondisi telapak kaki Bang Komar berangsur pulih.

 

 

“Jari manis saya yang melembung. Alhamdulillah telah pecah dengan sendirinya, dan alhamdulillah tidak terasa apa-apa dan dampak tertentu. Terima kasih Pak Tugas Ratmono Ketua Umum Yastroki dan sahabat semua yang selalu memonitor perkembangan saya,” tambah Komar.

 

 

Setelah terhenti dan istirahat selama dua hari, Komar optimis besok (selasa) sudah dapat melanjutkan perjalanannya kembali. “Mudah-mudahan besok (hari Selasa) pagi, saya sudah memulai lagi perjalanan. Telapak kaki saya sudah mulai membaik tapi masih sakit bila dijejakkan,” aku Komar.

 

 

Masalah telapak kaki ini memang sepertinya tidak terantisipasi sebelumnya oleh Bang Komar maupun timnya. Penyintas stroke ini hanya fokus pada medical check up seperti tensi, jantung, dan lain-lain.

 

 

“Akibatnya banyak kesalahan terjadi dari mulai cara berjalan, waktu berjalan sampai tidak mengetahui harus menggunakan minyak komando (minyak kelapa dicampur bawang merah yang ditumbuk) untuk mencegah lecet, akibat ketidaktahuan itu maka terjadilah masalah di kaki, khususnya telapak kaki,” ucap Komar menjelaskan.

 

 

“Sungguh banyak hikmah dari perjalanan ini,” tutup Komar yang kemudian tertidur lelap.

Di hari ke-12, perjalanan kaki Komar sukses menembus sejauh 30 kilometer dari Desa Karanganyar, Kabupaten Banyumas dan tiba pukul 22.20 di Hotel Homira, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

 

 

“Alhamdulillah, setelah istirahat dua hari kemarin di Banyumas, hari ini saya berhasil menempuh perjalanan sejauh 30 kilometer dari Karanganyar hingga Majenang,” kata Komar sumringah di teras Hotel Homira, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (16/8).

 

 

Tetapi perjalanan di hari berikutnya (hari ke-13) penyintas Komaruddin Rachmat mengalami kecelakaan ringan, yaitu terserempet sepeda motor.

Perjalanan hari ke-13 atau tepat pada tanggal 17 Agustus 2023 hanya ditempuh sejauh tujuh kilometer saja.

 

 

“Saya terjatuh akibat terserempet sepeda motor, betis bagian kanan saya bengkak, bagian pergelangan tangan kanan saya juga memar dan sakit sekali,” ucap Komar lirih.

 

 

“Saya dibawa ke IGD rumah sakit terdekat, yaitu Rumah Sakit Raffa dan sudah pula di-rontgen. Alhamdulillah tidak ada yang cedera berat seperti patah tulang misalnya, saya telah pula disuntik obat penghilang rasa nyeri dan diberi obat harian, yaitu Mefinal dan vitamin tulang,” sambung Komar.

 

 

Karena bertepatan dengan hari kemerdekaan, Komar mengenakan pakaian tentara pejuang 1945, tak lupa diringi mobil ambulans yang terus memutar lagu-lagu perjuangan.

“Ke depan adalah peristiwa gaib, kita tidak tahu apa yang akan terjadi meski sedetik sekalipun,” tambah Bang Komar.

Hari ke-14, kondisi kaki Komar terlihat telah membaik, betis yang tadinya tidak bisa digerakkan sekarang mampu bergerak kembali.

 

 

“Pagi di hari Jumat ini (18/8), insya Allah saya siap untuk jalan kaki kembali, dan tujuan kami adalah Kota Banjar di mana teman kami, Mustafa (alumni FE Unpad Angkatan 1974), telah menunggu kami di rumahnya. Mudah-mudahan kami bisa mencapainya sore nanti,” ucap Komar.

Harapan Bang Komar hanya satu, bahwa misi aksi jalan kaki Yogya – Bandung yang dilakukan dengan usaha sungguh-sungguh ini akan membuahkan hasil dan dapat membangun inspirasi berbagai pihak.

 

 

“Dengan misi yang kami bawa ini pula, mudah-mudahan bisa menyadarkan semua pihak akan bahaya terjadinya tsunami stroke dikemudian hari. Karena itu perlu ada kesamaan pandang dan langkah berupa fundament pemikiran yang dilakukan secara bersama-sama, misal dengan dilakukannya deklarasi bersama dari seluruh elemen masyarakat yang memiliki kesadaran akan bahayanya stroke bagi mehidupan sosial seseorang, yang pada saatnya mungkin akan mencapai momentum sosial secara nasional,” katanya.

 

 

Hari ke-14 Komar memasuki perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat dengan jarak tempuh yang sudah dilaluinya sejauh 283 kilometer.

 

 

“Saya sekarang Alhamdulillah sudah tiba di Kota Banjar Jawa Barat dan menginap di rumah dinas Wakil Walikota Banjar atas inisiasi Ketua MD KAHMI (Korps Alumni HMI) Kota Banjar,” katanya.

 

 

“Tampaknya saya tidak bisa melanjutkan perjalanan, dokter menyarankan saya tidak melanjutkannya, karena kondisi telapak kaki saya sudah sedemikian parahnya,” tambah Komar pilu.

 

 

Di rumah dinas Wakil Walikota Banjar ini direncanakan Bang Komar akan dipertemukan oleh masyarakat Kota Banjar untuk silaturahmi sekaligus sosialisasi terkait stroke.

 

Satu upaya bersama agar seluruh anak bangsa mulai lebih peduli dengan penyakit stroke.

 

 

“Jangan biarkan diri kita terkena stroke, pasangan kita, anak kita, tetangga kita, teman sekantor kita, dan tidak menutup kemungkinan kita sendiri, yaitu bila kita gelap pengetahuan tentang masalah stroke ini,” ucap Komaruddin Rachmat, penyintas stroke yang tak henti kampanye terkait stroke. (*)